Penguatan Karakter Bangsa melalui Pendidikan Karakter di Era Digital
Saat ini, internet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari manusia. Internet disebut sebagi super medium of communicating yang menghubungkan antar manusia dimanapun mereka berada. Banyak hal yang bisa ditemukan di internet, mulai dari hal yang berbau hiburan hingga pengetahuan. Internet juga membantu kita untuk mendapatkan ataupun membagikan informasi secara cepat dan mudah. Dengan adanya internet kita bisa saling terhubung melalui media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Whatsapp.
Internet telah memberikan dampak yang besar bagi kehidupan. Hal ini terlihat dalam kesehariannya, hampir segala bentuk aktivitas tak lepas dari yang namanya gadget. Di kantor, di sekolah, dan di pasar nyaris semua membawa handphone. Bahkan kebanyakan dari mereka tidak memperdulikan sekitarnya dan hanya fokus dengan ponsel dan segala aplikasi di dalamnya.
Segala hal ada sisi positif dan negatifnya. Diakui memang, dengan adanya internet dan sosial media membantu kita dalam berkomunikasi dan mencari informasi. Namun, berdasarkan penelitian hal ini dapat mengurangi kemampuan kita dalam bersosialisasi dan berinteraksi secara langsung dengan sekitar.
Lebih jauh lagi, perkembangan teknologi saat ini telah mengubah cara hidup kita. Tidak hanya mengubah cara hidup tetapi juga cara pandang kita terhadap dunia. Melalui cepatnya informasi dan kemudahan akses, hal ini ibarat pisau bermata dua yang jika disalahgunakan dapat merusak individu.
Hal inilah yang dapat berpengaruh terhadap karakter atau kepribadian masyarakat terutama generasi muda. Karakter yang bisa kita amati adalah dengan smartphone di tangan, mereka lebih cenderung berubah menjadi individualis. Lebih mengutamakan menggunakan ponsel dari pada bertemu dengan teman secara langsung. Hal ini juga karena di masa globalilasi sekarang masyarakat lebih berpikir secara praktis. Mereka memilih untuk berkomunikasi lewat social media yang dapat dilakukan dimanapun dari pada bertemu langsung yang mana harus menyediakan waktu dan tempat khusus.
Kecepatan dan kemudahan mendapatkan informasi yang tidak diikuti kesiapan masyarakatnya tentu akan menjadi bomerang. Lebih parahnya lagi merusak karakter bangsa itu sendiri. Lihat saja kasus perundungan yang terjadi di media sosial baru-baru ini. Tak hanya membuat korbannya depresi, bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya. Berapa banyak orang-orang yang termakan berita hoax sehingga menimbulkan konflik antar individu maupun golongan.
Pada era digital ini pemanfaatan teknologi secara baik dan tanggung jawab menjadi kunci utama. Untuk itu diperlukannya pendidikan karakter yang mampu meningkatkan moral dan intelektual masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengimbangi kecepatan informasi yang masuk melalui internet.
Menerapkan pendidikan karakter pada era teknologi ini sangatlah penting, agar generasi penerus bangsa mempunyai moral yang baik. Generasi penerus mencerminkan kualitas bangsa. Apabila generasi penerusnya baik dalam kognitif dan moral maka baik pula suatu bangsa tersebut. Untuk itu keluarga, sekolah dan masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan generasi yang bermoral dan berakhlak baik.
Membentuk masyarakat yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan keputusan moral yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat seseorang.
Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan masyarakat. Pembentukan karakter tidak akan berhasil selama antara lingkungan pendidikan dan masyarakat tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Dan yang terpenting adalah prakteknya dilakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.
Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang diindentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai-nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktikkan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.
Pendidikan karakter bukan sekedar wacana, bukan hanya sekedar kata-kata ataupun slogan tetapi realitas implementasinya. Pembiasaan berperilaku santun dan damai yang terdapat dalam dunia pendidikan dari anak-anak bangsa adalah refleksi dari tekat kita untuk membangun bangsa Indonesia.
Pendidikan berkarakter harus dibangun dari masa kini, terutama dalam Sekolah Dasar, SMP, SMA, maupun Universitas. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam perkembangan karakter dari seorang anak. Ketika anak tersebut berada di Sekolah yang menjadi tanggungjawab adalah seorang guru. Dengan mata pelajaran dan aturan-aturan yang mengantar seseorang untuk menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter.
Sedangkan, jika seseorang berada di dalam keluarga maka yang bertanggungjawab dalam perkembangan karakter dari si anak tersebut adalah orang tua. Dengan cara mereka sendiri mendidik anaknya menjadi pribadi yang berkarakter untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia dengan baik dan bijaksan dalam segala bidang kehidupan manusia.
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Profesor sekaligus cendekiawan muslim, Quraish Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat pada tahun 2000, ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis saja, tetapi lebih karena kemampuan mengelolah diri dan orang lain. Perkembangan teknologi yang semakin maju juga harus diikuti dengan perkembangan pola pikir masyarakat yang modern. Tetapi, sebagai masyarakat yang didalamnya mengalir darah Indonesia, kita tidak boleh mengesampingkan budaya dan tradisi baik yang menjadi jati diri bangsa. (Ratna Purwasih)
Komentar
Posting Komentar